LAPORAN KEGIATAN
MENCARI JEJAK DUNIA JURNALISTIK
Dalam rangka menjalin hubungan silaturahmi dan belajar
bagaiman proses pembuatan koran puluhan mahasiswa konsentrasi Public Relations
(PR), Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah Komunikasi (FDK) UIN Suska Riau
belajar ilmu jurnalistik ke kantor redaksi Riau Pos, Sabtu (20/5). Dijurusan
Ilmu Komunikasi sangat erat sekali hubungannya dengan dunia jurnalistik. Untuk
itu, sengaja bapak Assyari Abdullah sebagai dosen pembimbing mengajak para
mahasiswa untuk belajar dan tahu lebih dalam lagi bagaimana dunia dapur
jurnalistik dan mengetahui prosesnya.
Setelah mahasiswa sampai di tempat tujuan, mereka
memasuki ruangan rapat. Disana mereka disambut dengan hangat atas kedatangannya
akan belajar bagaimana proses pembuatan koran dari awal hingga bisa dinikmati
oleh pembaca. Diruangan rapat telah ada pemateri yang akan disampaikan oleh Penanggungjawab
Riau Pos Helfizon Asyafei didampingi Pimpinan Sumatera.net Hendriwanto dalam
pemaparannya menyampaikan tentang sejarah berdirinya Riau Pos dari mulai
sebagai media cetak pertama yang ada di Riau, hingga saat ini memiliki beberapa
anak perusahan yang kini tersebar di beberapa wilayah Sumatera. Riau pos
terbuka untuk semua elemen atau golongan untuk silaturahmi dan melihat dekat dapur redaksi serta
aktivitas yang berada di kantor riau pos tersebut.
Pemateri menjelaskan sejarah Riau pos tersebut mulai
terbit 17 januari 1991, dengan terbitan
pertama kali yang berjudul perang teluk meletus. Hinga terus berkembang dan menjelajah di beberapa wilayah
sumatera seperti aceh, sumater utara, jambi, padang. Bukan hanya itu Riau Pos juga
mendapatkan penghargaan selama perkembangannya.
Riau pos adalah koran lokal yang lahir di riau untuk
bertekad menembus mitos karena pada waktu itu orang-orang tidak yakin bahwa
riau akan memiliki Koran. Proses kerja didalam dunia jurnalistik adanya
reporter yang dipimpin oleh koordinator liputan, dan setiap repoter wajib
menulis berita minimal 5 sampai 6, dan
dikirim paling lama pukul 12 malam . Reporter mencari berita dilapangan kemudian berita dihimpun dikirim ke koordinator
liputan untuk dicek dan diteruskan ke redaktur atau editor dicek kembali lalu dibaca ulang untuk melihat apa ada kekurangan
dan harus dilengkapi serta apa mengandung masalah hukum atau tidak setelah itu
di print dan dicek oleh repel (redaksi pelaksana) agar tidak terjadi Koran yang double. Lalu digandeng dan dibaca oleh penanggung jawab utama. Dikirim ke percetakan
serta dikirim filenya untuk dibuat plat. Dan baru siap untuk diturunkan untuk
pembaca.
Lalu puluhan mahasiswa FDK memasuki dapur redaksi, untuk
melihat lebih dekat alat-alat pemprosesan pembuatan Koran, seperti yang
terlihat pada gambar.
Sekarang 80 % menggunakan kecanggihan teknologi
semua sudah bekerja dengan komputerisasi berbeda dengan zaman dahulu membuat
surat kabar semua bergantung pada manusia, manual semua. Seperti saat pengambilan
foto harus dicuci dulu, berita harus ditulis manual dulu baru diikrim lewat
antaran kurir. lalu berubah prosesnya dikirim lewat faximile tetapi dibaca dan
diketik sesuai dengan cuaca saat itu. Dan berubah modom dari modulator ke
modulator, pengirimnya lewat komputer.
Di riau pos tersebut mengikuti perkembangan zaman, karena teknologi sebagai
penunjang. Dan berubah ke internet dengan menggunakan database lalu menggunakan
Local area network. Hingga sekarang pakai smartpnone kirim lewat email.
Itulah laporan kegiatan yang dapat saya sampaikan
tentang kegiatan yang dilakukan selama mengunjungi Riau Pos, dan diakhiri
dengan berfoto bersama. Sekian terimakasih.
Komentar
Posting Komentar